“Para penenun di NTT harus memiliki mental pengusaha, bukan mental penenun yang sekali menenun lalu berhenti”, demikian kata Ketua Dekranasda NTT, Ny Julie Laiskodat dalam workshop bertajuk : Menenun Masa Depan Nusa Tenggara Timur yang digelar Dekranasda NTT di Papa John’s Hotel, pada hari Jumat (21/9/2018).
“Selain itu kita juga harus memperhitungkan modal, untung dan harga jual yang pantas serta bisa bersaing dengan daerah lain” tutur isteri Gubernur NTT Victor Laiskodat, SH.
“Kita harus berbenah, karena saat ini motif tenun NTT sudah diprinting oleh daerah lain. Karena itu kita harus menjaga kualitas kain tenun dan memberi harga yang bersaing, sehingga etos kerja penenun harus diperhatikan,”.
Dalam Workshop sehari yang digelar dalam rangkaian kegiatan Flobamora Fashion Festival 2018 ini dihadiri oleh para perajin tenun dan para siswa SMKN di Kota Kupang ini. Hadir sebagai pembicara utama Musa Widyatmojo, seorang designer Nasional yang terkenal menggunakan kain tenun ikat NTT dalam karya desiannya.
Ibu Julie sebagai Ketua Dekranasda NTT juga berpesan agar kualitas kain tenun NTT tetap dijaga dan tetap mempertahankan motif yang mempunyai nilai, filosofi dari leluhur. Karena hal ini memiliki nilai jual yang cukup tinggi.
Beliau juga menegaskan bahwa Dekranasda NTT akan bekerja sama dengan dinas-dinas terkait untuk memberikan solusi kepada pengrajin khususnya di bidang pemasaran. Untuk itu Dekranasda NTT akan membangun Rumah Tenun NTT yang siap membeli dan memasarkan hasil tenun para perajin tenun.
“Pada tahun ini di Jakarta ada tiga ajang bergengsi yang akan diikuti Dekranasda NTT yaitu Jakarta Food Fashion Festival, Jakarta Fashion Week, Indonesia Fashion Week. Dekranasda NTT akan ikut serta dalam ketiga ajang tersebut agar bisa memperkenalkan tenunan NTT di kancah nasional bahkan internasional.” pungkasnya.