Mario Lado dan Ike Mauboy / Foto : Eman Krova

Kupang, NTT

Mario Lado, cermat memasukan biji kopi ke dalam grinder (Penggiling Kopi) kemudian menggiling biji kopi yang sebelumnya sudah diroasting, menjadi bubuk kopi yang lembut.

Perlahan Ia menungkan air dalam gerakan melingkar ke sekitar bubuk kopi yang sebelumnya diletakan di bagian atas cangkir dripper. Gerakan melingkar itu dilakukan hingga sekira 4 kali, sambil sesekali menoleh ke timer penghitung waktu mundur miliknya.

Kata Mario, menuang air dalam gerakan melingkar tidak boleh lebih dari 30 detik, sebab bisa mengurangi nikmatnya kopi.

Proses blooming selesai, tingkat keasaman dan body sudah diperoleh, ketel kopi buru-buru Mario angkat sebelum tetesan berhenti. Hal itu dilakukan agar seduhan terakhir tidak ikut tercampur.

Silahkan, Kata Mario sembari tersenyum, mempersilahkan beberapa wartawan yang begitu serius menyaksikan atraksinya.

Dengan bahasa isyarat, Mario, mengatakan, cara menikmati kopi yang baik adalah dengan menghirup aromanya terlebih dahulu.

Kopi racikan Mario memang mengguncang “hasrat” para pecinta kopi.

Mario Lado, adalah seorang barista di dekranasda NTT di Jl. Moch Hatta No.42, Oetete, Kec. Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Barista muda ini merupakan seorang disabilitas rungu. Untuk berkomunikasi, Mario, menggunakan bahasa isyarat.

Melalui Ike Mauboy, seorang dara manis yang berprofesi sebagai juru bicara isyarat (JBI) Mario, mengisahkan, usai menamatkan pendidikannya di salah universitas ternama di Jakarta, dan menyandang gelar Sarjana Design Grafis, Mario pulang ke Kupang.

“Saya (Mario) hanya mengurung diri di dalam rumah, karena tidak ada yang menerima saya bekerja. Bahkan saat itu orang tua pun tidak mendukung,” jelas Ike, menerjemahkan apa yang disampaikan Mario mrmggunakan bahasa isyarat.

Mario tidak terus larut dalam situasi tersebut. Ia kemudian mengumpulkan teman – teman sesama disabilitas rungu dan membentuk sebuah komunitas yang diberi nama Komunitas Tuli Kupang (KTK).

Sebagai Ketua Komunitas, Mario terus memotivasi teman – temannya untuk tidak malu dan berani tampil di muka umum.

Mario kemudian berniat membangun sebuah usaha yang dapat melibatkan teman – teman komunitasnya.

Walau pun saat itu Mario belum pandai meracik kopi, namun Ia ingin membuka usaha kedai kopi.

“Mario ingin membuat kedai kopi yang diberi nama, Kopi Inklusi,” terang Ika.

Bak gayung bersambut, Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat, mencari 7 orang pemuda NTT untuk dikirim ke Bandung dan dilatih menjadi barista handal.

Begitu banyak anak muda melamar, dan salah satu di antaranya adalah Mario Lado.

Saat interview, Bunda Julie, demikian sapaan akrab Ketua Dekranasda NTT, mengaku terkejut ada seorang pelamar yang didampingi juru bicara isyarat.

“Saat interview, jawaban Mario sangat menyentuh, dan saya berpikir bahwa anak ini harus jadi sesuatu,” kata Julie Laiskodat, melalui telepon selularnya, Jumat (21/1/2022) siang.

“Dia (Mario) jawab bahwa orang – orang seperti kami, tidak mudah mendapat pekerjaan, saya ingin belajar untuk membuka kedai kopi untuk merekrut teman – teman yang sama seperti saya,” imbuh Julie Laiskodat terenyuh.

Menurut isteri Gubernur NTT itu, tujuan Mario sangat mulia, karena itu, tanpa banyak syarat, Mario diterima dan dikirim ke Bandung untuk belajar menjadi barista.

“Saat ini Mario mampu meracik kopi dengan sempurna, sambil memberikan penjelasan kepada para pecinta kopi yang mampir di Dekranasda NTT,” puji Julie.

Ketua DPD NasDem Bali itu, mengatakan bahwa Mario pantas mendapatkan kebaikan ini karena niatnya yang mulia.

“Mario ini adalah salah satu yang harus terekspos, bukan karena kekurangan tetapi ini adalah kelebihan untuk memotivasi anak – anak yang lain di seluruh NTT,” ungkap Bunda Julie.

Dia berharap, semangat Mario untuk bangkit, memberi dampak positif bagi seluruh masyarakat NTT, agar berkontribusi membangun NTT, menuju NTT Bangkit, NTT Sejahtera.

Mario bukan lagi seorang pria pemalu yang mengurung diri di kamar, tapi kini menjadi seorang barista yang piawai menyeduh kopi dan pandai meracik rasa, antara pahit, asam dan manis, menyatu dalam kenikmatan. (MBN01)

Categories: Warta