Dekranasda NTT Gandeng Dinas PK Menggali Potensi Anak Berkebutuhan Khusus
Kupang, 19 Mei 2022 Harian | Detik45.com || Setiap anak lahir dengan karakter dan keunikannya. Maka dari itu, layanan pendidikan yang harus
Setiap anak lahir dengan karakter dan keunikannya. Maka dari itu, layanan pendidikan yang harus diberikan kepada anak-anak juga harus ditentukan dengan kemampuan dan minatnya. Terlebih jika anak-anak itu termasuk dalam kelompok anak berkebutuhan khusus.
Untuk itu Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTT menggandeng Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi untuk memberdayakan anak-anak disabilitas yang memiliki keahlian atau ketrampilan menenun.
Hal ini disampaikan Julie Sutrisno Laiskodat kepada awak media di Kantor Dekranasda Provinsi NTT hari Kamis, 19/05/2022.
Menurut Bunda Julie pertemuan ini adalah tindak lanjut dari kunjungannya bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT beberapa waktu lalu di 2 Sekolah Luar Biasa (SLB) yaitu: SLB Manekat Niki- Niki Kabupaten Timor Tengah Selatan dan SLB Oelmasi Kabupaten Kupang.
“Saya undang mereka ke sini (Dekranasda NTT – red) untuk uji petik dan membuka wawasan mereka apa yang semestinya kita buat dan apa sumbangsih kaum disabilitas untuk NTT bangkit dan Sejahtera. Kaum Disabilitas tidak boleh malu, mereka harus mandiri dan berkarya untuk menopang ekonomi keluarga,” ungkapnya
Bunda Julie mengatakan, beberapa waktu lalu ketika melakukan kunjungan ke desa-desa ditemukan banyak anak disabilitas yang tidak dimasukan dalam Kartu Keluarga (KK). Mungkin orangtua mereka merasa malu dengan kondisi yang dimilikinya.
“Anak-anak disabilitas yang memiliki talenta dan ketrampilan harus kita berdayakan agar karya yang dihasilkan anak- anak disabilitas benar- benar mempunyai nilai jual yang baik sehingga bisa menopang ekonomi keluarga dan bisa bersaing,” ujar Bunda Julie
Ditambahkan Julie kedatangan anak- anak disabilitas bersama para pendamping dan guru- guru untuk belajar dan menjajakan hasil berbagai kerajinan
“ Selama ini anak- anak menggunakan fasilitas seadanya saja dan bahan baku benang ala kadarnya saja dan mudah luntur. Disini kami kasih belajar bagaimana menggunakan alat yang baik dan bahan yang berkualitas supaya pangsa pasar itu ada dan dalam waktu dekat ini saya akan ikut sertakan anak- anak disabilitas ke ajang G20 nanti di Bali. Anak berkebutuhan khusus berhak memperoleh pendidikan yang layak. Kita sebagai pendidik perlu memperhatikan proses pendidikan bermutu bagi mereka. Saya merasa kagum dengan para guru karena mereka punya passion yang luar biasa untuk mengajar anak- anak berkebutuhan khusus bukan hanya dengan teori saja tetapi praktek sehingga hasil tenunan dari anak- anak ini punya nilai lebih dari penenun biasa dan tentunya nilai jualnya ada,” ujar Ketua Dekranasda Provinsi NTT
Ketua PKK Provinsi NTT berharap kegiatan ini bisa diketahui anak- anak disabilitas sampai di desa- desa agar anak- anak tetap semangat meskipun dengan keterbatasan fisik tetapi Tuhan kasih kelebihan dan harapan itu ada dan produk yang dihasilkan anak- anak disabilitas sangat layak dipasarkan. Tenunan atau hasil karya anak- anak disabilitas sangat layak dijual dan hasil tenunan mereka tidak kalah dari orang normal. Intinya Dekranasda siap membimbing dan para guru juga membimbing mereka bukan dari apa yang mereka mau tetapi apa yang pasar mau,” ungkapnya
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Henderina Laiskodat mengatakan juga Dinas PK dan SLB mendukung kegiatan ini kebanyakan tenaga pendidik pada kedua SLB itu adalah tenaga honor sementara yang PNS masih sedikit. Dan untuk SLB satu guru maksimal mengajar lima orang anak.
“ Kami bersama- sama mendukung anak- anak disabilitas agar berbuat lebih dengan potensi yang mereka miliki dan itu perlu kita tingkatkan. Saya berterima kasih atas kerjasama guru- guru yang mendidik anak- anak disabilitas meski guru tidak spesifik, tetapi saya yakin mereka mampu dan punya dedikasi tinggi untuk mendidik anak- anak disabilitas untuk kehidupan mereka nantinya,” pungkas Henderina
Berdasarkan data dari Dinas PK Provinsi NTT ada 43 SLB yang tersebar di 20 Kabupaten/Kota kecuali Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Malaka yang belum memiliki SLB
Sementara itu Kepala Sekolah SLB Oelmasi Kabupaten Kupang, Yusuf Kande dan Kepala Sekolah SLB Manekat Niki- Niki Kabupaten Timor Tengah Selatan, Fritz Benu menyampaikan terima kasih kepada bunda Julie yang memfasilitasi kegiatan ini.
“Kami ucapkan banyak terima kasih kepada bunda Julie yang dengan bijak sehingga, anak- anak disabilitas bisa menunjukkan keahlian mereka dan ini dapat membantu ekonomi keluarga mereka,” ungkap Frits Kepala SLB Manekat
Untuk diketahui bahwa jumlah siswa-siswi SLB Manekat Niki-Niki sebanyak 55 orang dengan jumlah guru 16 orang. Sementara SLB Oelamasi jumlah anak-anak ada 89 orang dengan jumlah guru 45 orang.(vir)